Seorang ibu ahlul quran berbagi pengalaman hidup dengan saya. Beliau secara sederhana menyampaikan bahwa anak adalah titipan tuhan yang diserahkan pembentukannya kepada orangtua. Jika membentuknya sesuai dengan aturan Allah SWT, maka anak ini akan menjadi hambaNYA. Tapi jika kita akan membentuknya menjadi manusia saja, maka belum tentu kan menjadi Hamba ALLAH SWT.
Anak akan banyak menyerap dan memperhatikan perilaku orangtua, dimana perilaku tersebut akan dijadikan sebagai standar dalam perjalanan kehidupanya.
Sehingga manakala ada anak yang digolongkan berhasil dalam kehidupannya karna mampu menegakkan Aturan Allah SWT dan menjauhi laranganNYA, maka sesungguhnya orangtualah yang menjadi "pengukir" kepribadian Anak tersebut.
Sederhananya, jika seorang anak terlihat bersahabat akrab dengan Alquran, maka sesungguhnya keadaan tersebut merupakan hasil dari pengamatan (observasi) bagaimana orangtuanya bersahabat dengan Alquran.
Demikian juga sebaliknya, manakala anak tumbuh menjadi pribadi yang sulit melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNYA, maka hal ini muncul dari pengamatan selama hidup tentang bagaimana orangtua bersikap terhadap perintah & Larangannya Allah SWT.
Sehingga salah satu pesan yg disampaikan oleh ummahat pencinta Allah ini adalah : hendaknya orangtua memperbanyak memohon ampun (beristighfar) kepada Allah SWT atas kekhilafan manakala dimasa lalu tanpa sadar telah mendidik buah hatinya dengan mengenyampingkan aturan2 Allah SWT.
Kebiasaan memperbanyak istighfar ini akan menjadi Jalan kembalinya keberkahan pada hubungan antara orangtua & anak
Wallahu a'lam bishshowaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar