Tidak jarang kita mendengar orangtua curhat dan berkata "anak saya kok nggak mau denger omongan orangtua, mau jadi apaaa ini anak".
Mari kita coba merenung dan berfikir, sebagai orangtua kita seringkali lupa bahwa pernah berada di posisi sebagai anak. Muda, ingin mencoba dan merasa dunia harus berjalan sesuai dengan keinginan dan pemikirannya.
Seorang ahli pendidikan dalam ulasannya di sebuah radio menyampaikan bahwa "childrens don't listen, they observe" , artinya "anak-anak kita tidak mendengarkan, tapi mereka memperhatikan (mengamati)".
Seorang ahli pendidikan dalam ulasannya di sebuah radio menyampaikan bahwa "childrens don't listen, they observe" , artinya "anak-anak kita tidak mendengarkan, tapi mereka memperhatikan (mengamati)".
Dapat dipahami kemampuan anak untuk memahami pembicaraan masih sangat terbatas karna pengetahuan yang dimiliki belum mencukupi. Sehingga memperhatikan menjadi cara paling mudah bagi anak untuk memahami.
Hal ini berarti, anak akan memperhatikan bagaimana orangtua menyikapi kondisi susah-senang, sedih-bahagia, terdemotivasi-termotivasi.
Anak akan memperhatikan bagaimana ayah menunjukkan rasa sayang kepada ibu dan bagaimana ibu mengungkapkan rasa sayang kepada ayahnya. Kelak hal ini menjadi standar dalam diri anak, ketika anak ini sudah dewasa dan harus berperan sebagai ayah atau ibu, sebuah standar untuk mengungkapkan rasa sayangnya kepada pasangan hidup dan orang-orang disekitarnya.
Anak akan memperhatikan bagaimana ibu memperlihatkan kemampuannya mengelola emosi dan perilaku tersebut akan menjadi standar nilai dalam dirinya ketika kelak anak ini menjalani kehidupannya sebagai orang dewasa. Jadi ketika ibu berperilaku sesuai dengan aturan ALLAH SWT manakala dalam kondisi emosi yang buruk, maka rekaman positif ini akan tersimpan dalam alam sadar anak, sehingga anak ini akan mampu berperilaku yang sama. Sebaliknya jika ibu melepaskan diri dari aturan ALLAH SWT pada saat kondisi emosi sedang buruk.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi ayah dan ibu untuk selalu berdoa dan berusaha agar dapat melakukan implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan kesehariannya. Proses implementasi nilai-nilai yang dalam istilah islam dikenal dengan sebutan "amal" adalah sebuah kondisi yang harus dibarengi dengan "ilmu" atau pengetahuan. Sehingga kegiatan beramal harus dibarengi dengan berilmu, hal ini berarti ayah dan ibu diingatkan untuk senantiasa mengatur waktu untuk senantiasa belajar, berada di majlis ilmu; majlis ta'lim ALLAH SWT, guna mendapatkan ilmu-ilmu yang dapat menuntun mereka dalam proses meng-amal-kan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian mereka. Sehingga tercipta rumah tangga sakinah-mawaddah-warohmah yang menghasilkan anak-anak pemberi manfaat bagi Islam dan umat.
Wallahu a'lam bish showaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar