Selasa, 25 April 2017

Tanpa teriakan

Berteriak merupakan sebuah tanda yang menunjukkan adanya jarak antara dua individu yg sedang berkomunikasi, dimana untuk melakukan teriakan dibutuhkan sebuah energi yg berlebih dari sekedar berbicara.

Teriakan juga menjadi sebuah pertanda adanya ketidak jelasan diantara dua pihak yg tengah berkomunikasi, karna mereka tidak saling memahami apa yg mereka butuhkan dari satu sama lain.

Saya mendapatkan artikel menarik ini, sebuah cara memaparkan bahwa berteriak merupakan sebuah hal yg memberikan dampak besar dalam kehidupan.
Dan menurut saya, artikel ini memberikan pencerahan

Berikut artikelnya :



Assalammu'alaikum..
Rumah Surga, Tanpa Teriakan!

1. Kita semua ingin rumah tangga layaknya surga agar penghuninya betah di dalamnya

2. Dan ketahuilah, ciri utama penduduk surga di antaranya bicara yg lembut. Tidak suka teriak atau membentak

3. Kebiasaan berteriak justru merupakan ciri penduduk neraka (Qs. 35: ayat 37).

4. Maka jika ada suara teriakan di dalam rumah, itu artinya suasana surga sudah berganti suasana neraka. Bahaya!

5. Sebab, kebiasaan teriak atau bicara melebihi desibel suara normal akan mengeringkan cinta

6. Sejatinya cinta adalah kelembutan. Dan tidaklah sesuatu disertai kelembutan kecuali akan memperhiasnya (Hadits)

7. Itulah kenapa bukti cinta kpd Allah diminta kita tuk berdzikir dgn suara yg lembut, tidak berteriak di hadapanNya (QS. 7: ayat 205).

8. Dan kebiasaan berteriak di dalam rumah tangga sejatinya akan mengurangi rasa cinta

9. Sulit kita lihat sepasang kekasih yg dimabuk cinta berbicara sambil teriak2. Kebalikannya, mereka malah suka bisik-bisik

10. Pelan.! Tapi nge-jlebb ke hati. Sebab meski tanpa suara, hati berteriak memproklamirkan cinta.

11. Penting bagi setiap keluarga yg merindukan suasana surga agar mengurangi teriakan di dalam rumah, terlebih untuk anak2 kita

12. Kebiasaan berteriak atau membentak di depan anak diakui oleh para ahli akan mengaktifkan batang otak anak

13. Batang otak itu yg disebut otak reptil atau otak refleks. Anak cenderung merespon masalah tanpa berpikir

14. Diledek teman refleks memukul. Ini tersebab batang otaknya lebih dominan daripada korteksnya yg ajak dia tuk berpikir

15. Anak yg batang otaknya menebal cenderung merespon sesuatu dgn prinsip 'flight or fight'

16. Solusi jarang keluar dari anak dgn model begini. Yang ada adalah puaskan emosi

17. Maka anak-anak yg gampang marah, tawuran dan sebagainya bisa dibilang karena batang otaknya cenderung lebih dominan

18. Dan kalau ditelusuri penyebab awalnya yakni kebiasaan dibentak atau diteriaki dari kecil baik oleh ortu atau guru

19. Dampak berikutnya dari kebiasaan berteriak di hadapan anak adalah menghancurkan sel otaknya

20. Satu kali teriakan kepada anak di bawah usia 5thn akan menghancurkan 10ribu sel otaknya setiap teriakan

21. So, hitung deh udah berapa kali bentak anak. Kalikan 10rb. Maka itulah dosa kita yg membuat anak kita gak pintar-pintar

22. Dan berteriak ini belum tentu membentak. Bisa jadi sekedar bercanda untuk menyemangati. Ini tetap bahaya dan terlarang

23. Kalau mau teriak di lapangan aja dimana jarak ke anak kira2 seratus meter .

24. Kembali kepada inti rumah tangga surga. Yakni kebiasaan bicara lembut. Bahkan bisik-bisik di telinga anak menumbuhkan cinta

25. Tentu kelembutan ini bukan berarti abaikan ketegasan

26. Sebab ketegasan itu bisa dilakukan tanpa harus teriak.

27. So, jika ada yg teriak-teriak di rumah kita, katakan : ini rumah surga. Di surga bicaranya lembut. Hanya penduduk neraka yg suka teriak

28. Kesimpulannya, jika ingin memperbaiki pola asuh dan hubungan harmonis dlm rumah tangga, perbaiki cara komunikasi kita

29. Dengan perbaikan komunikasi, maka menjadi baik lah amalan kita yg lainnya (QS. 33: ayat 70-71).

Berubah yuk..(-red)

Sumber : Grup w.a
*Posted using my iPhone 5s

Tidak ada komentar:

Posting Asyik hari ini

Bahagia itu Rumit

Temen-temen semua *BAHAGIA ITU (nggak) RUMIT* Cukup merubah mindset kita dengan mengatakan: Alhamdulillah , lalu mulailah mempe...