Selasa, 25 Agustus 2020

Mengembalikan Semangat Ruhiyah

Bagaimana agar ruhiyah terjaga semangatnya sehingga kita ‘istiqamah’ di jalan kebajikan dan perbaikan hidup? 

Berikut 3 langkahnya:

عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآَخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآَخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا

 “Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik” (QS. Al Muzammil : 20)

Allah menyebutkan 3 kondisi ekstrim, tidak menentu dan karenanya membutuhkan kendali dan pegangan yang kuat dalam menghadapinya.

Allah Mengetahui bahwa diantara kalian ada orang-orang yang sakit. Orang sakit itu, apalagi ketika sakitnya parah, ia memerlukan pegangan yang kuat agar tetap bersemangat dan memiliki harapan. Ia membutuhkan pegangan yang kuat agar tidak terhinggapi putus asa.

Allah juga Mengetahui bahwa diantara kalian ada para pebisnis. Pebisnis itu, ketika ia untung, ia membutuhkan kendali agar tidak melampaui batas dan berfoya-foya. Sebaliknya, ketika ia rugi, ia juga membutuhkan kendali agar tidak jatuh dalam depresi dan frustasi.

Allah juga mencontohkan orang-orang yang berperang di jalan Allah. Berperang itu kondisi yang lebih ekstrim dari dua kondisi sebelumnya. Sebab orang yang berperang, ia tidak tahu kapan musuh akan datang. Ia tidak tahu kapan panah melesat. Ia tidak tahu kapan bom akan meledak. Karenanya ia juga sangat berhajat terhadap pegangan yang kuat untuk mempertahankan ruhiyahnya.

Ada 3 upaya yang perlu kita lakukan:

(1)  TILAWAH

Al Qur’an disebut dengan istilah ruh dalam Surat Asy Syura ayat 52: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. “

Karena Al Qur’an memang ruh. Maka, ketika seorang muslim merasa ruhiyahnya kendor, ketika seorang muslim merasakan ruhiyahnya melemah, ia harus mempertemukan ruhnya dengan ruh Al Qur’an. 

“Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran” Bacalah Al Qur’an dan tadaburilah…

(2) SHALAT

Langkah kedua untuk mengembalikan semangat ruhiyah adalah shalat. 

Dan di dalam shalat juga ada bacaan Qur’an yang merupakan ruh. Salah satu tujuan menghafal Qur’an adalah agar seorang muslim bisa membaca lebih banyak Al Qur’an di dalam shalatnya dan karenanya shalatnya menjadi panjang.

Itulah yang dilakukan Rasulullah dan itu pula yang dilakukan oleh para sahabat yang hafal Qur’an. Dan sejarah mencatat, para hafidz Qur’an menempati prosentase terbesar dalam barisan syuhada pertama. Karena mereka pemberani, mereka berada di garda terdepan pasukan perang.

(3) SEDEKAH

Amal ketiga untuk mengembalikan dan menjaga ruhiyah tetap istiqamah adalah sedekah. 

Secara fisik matematis, sedekah itu mengurangi harta. Tetapi secara ruhiyah, sedekah itu membuat jiwa menjadi semakin luas dan kaya. 

Saat seseorang menginfakkan hartanya, pada saat yang sama ia mengurangi kecintaannya kepada dunia. 

Semakin banyak ia ikhlas menginfakkan hartanya, semakin banyak pula kadar kecintaan dunia terhapus dari jiwanya. 

Dan kecintaan dunia inilah yang membuat ruhiyah melemah. Rasulullah menamakan penyakit cinta dunia dengan wahn; hubbud dunya wa karahiyatul maut. Cinta dunia dan takut mati. 

Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber : grup w.a

Kamis, 06 Agustus 2020

Pintu Masuk Syetan - part2

Semenjak permusuhan iblis dengan Adam di surga, Allah sudah mewartakan dalam al-Qur`an bahwa dia bersama segenap keturunannya adalah musuh yang nyata bagi manusia.Karenanya dalam surah al-Baqarah ayat 208, Allah melarang langkah-langkah atau jejak-jejak setan diikuti, mengingat sejatinya setan adalah musuh nyata bagi manusia. Bagaimana manusia mengetahui langkah-langkah iblis dan setan, sementara mereka ghaib bagi manusia?

Di antara caranya adalah dengan mengetahui pintu-pintu masuk setan ke dalam hati manusia. Terkait hal ini, Hujjatul-Islam Imam Ghazali (Pakar Tashawuf) memaparkannya dengan cukup gamblang yang terilhami dari nash dan pengalaman spiritualnya.


Pertama, amarah.

Marah menurut Imam Ghazali adalah kepusingan dan kemabukan akal. Ketika pasukan akal melemah, maka akan mudah diserang oleh pasukan setan. Manusia yang sedang dikuasai amarah, maka akan dipermainkan setan sebagaimana anak-anak mempermainkan bola.

Suatu ketika ada seorang wali berkata kepada iblis, “Perlihatkan kepadaku bagaimana engkau mengalahkan manusia!” Iblis menjawab, “Kuambil dia pada waktu marah dan senang.” Di sini tersibaklah rahasia mengapa Nabi pernah memberi nasihat agar jangan marah kepada salah satu sahabatnya yang diulang sebanyak tiga kali. Sebab, jika manusia sudah marah, maka itu pintu masuk setan yang akan mempermainkannya.

Kedua, syahwat.

Pintu ini adalah di antara jalan masuk setan yang cukup gampang dalam memasuki hati manusia. Suatu hari, iblis memberi nasihat kepada Nabi Musa di antaranya, “Jauhilah duduk-duduk dengan perempuan yang bukan mahram, sebab akulah yang menjadi suruhan perempuan itu kepadamu dan suruhanmu kepada perempuan tadi. Aku senantiasa berbuat demikian sampai engkau dapat saya fitnah dengan wanita itu dan saya memfitnah wanita itu dengan engkau.”Rasulullah ﷺ pernah memberi wejangan kepada umatnya bahwa barangsiapa yang bisa menjaga mulut dan apa yang di bawah perut (kemaluan), maka dia dijamin surga. Jaminan yang luar biasa ini diberikan kepada orang-orang yang mampu menjaga diri dari syahwat; baik itu yang berkaitan dengan menjaga lisan atau menjaga kemaluan. Dalam hal ini banyak yang tergelincir akibat bujuk rayu setan yang susah dihindarkan.

Ketiga, dengki.

Pintu ini menurut Imam Al-Ghazali sebagai gerbang setan yang penting. Bukankah iblis diusir dari surga gara-gara dia dengki kepada Adam? Selain itu terkait sifat tercela ini Rasulullah juga pernah mengingatkan agar manusia hati-hati dari sifat dengki. Sebab, kedengkian bisa memakan kebaikan manusia laiknya api yang membakar kayu. Kisah antara Qabil dan Habil juga bisa dijadikan contoh. Kedengkian kepada saudara membuat Qabil tega membunuhnya.

Keempat, loba (tamak).

Orang yang sudah tamak (loba) maka hal itu akan membuat (hati) nya buta dan tuli. Ada kata-kata menarik, “Kecintaanmu terhadap sesuatu itu membuat buta dan tuli.” Kisah Nabi Adam beserta Hawa bisa dijadikan pelajaran.Ketika di Surga, semua yang ada di dalamnya boleh dinikmati oleh keduanya. Hanya satu pohon yang dilarang untuk didekati, apalagi dimakan. Namun, justru iblis memasuki hati Adam dengan pintu loba (tamak) sehingga akhirnya Adam dan Hawa terbujuk dan memakan pohon larangan itu. Akibatnya, ketamakan itu membuatnya dikeluarkan dari surga.

Kelima, makan kenyang.

Kenyang –walaupun dari makanan yang halal– menurut analisis dan pengalaman spiritual Imam Ghazali bisa menguat syahwat. Sementara syahwat –sebagaimana paparan tadi—adalah pintu masuk setan.Pernah iblis bercerita kepada Nabi Yahya, “Dengan syahwat ini engkau kekenyangan lantas aku beratkan engkau mengerjakan shalat dan zikir.” Kemudian Nabi Yahya berkomitmen untuk tidak memenuhi perutnya (mengenyangkan diri) selamanya.

Sebenarnya masih banyak pintu lain seperti: tergesa-gesa, kikir, takut miskin, fanatisme buta, buruk sangka terhadap orang Islam dan lain sebagainya. Jika sejak dini pintu masuk itu diwaspadai, maka godaan dan bujuk-rayu setan bisa ditanggulangi dan diatasi.Bagaimana mungkin manusia mengikuti setan padahal saat di hari akhir setan sendiri berujar:

وَقَالَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَمَّا قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمۡ وَعۡدَ ٱلۡحَقِّ وَوَعَدتُّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوۡتُكُمۡ فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ لِيۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوٓاْ أَنفُسَكُمۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصۡرِخِكُمۡ وَمَآ أَنتُم بِمُصۡرِخِيَّ إِنِّي كَفَرۡتُ بِمَآ أَشۡرَكۡتُمُونِ مِن قَبۡلُۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٢٢

“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 22) 

*baca juga artikel pintu masuk syetan part 1


Sumber : https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2019/03/27/162253/mengenali-pintu-masuk-setan.html

Rabu, 05 Agustus 2020

Pintu Masuk Syetan - part 1

Teman-teman sekalian ketahuilah bahwa hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya.

Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalah ini.

Pintu pertama:

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Pintu ketiga:

Yaitu sangat suka (isyrof, berlebih-lebihan) menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:

Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Pintu kelima:

Yaitu dengki (tamak) pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pintu keenam:

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar. Tergesa-gesa disini bermakna melakukan sesuatu tanpa perencanaan baik. Terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Pintu ketujuh:

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban (perintah Allah SWT) yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:

Bersikap fanatik atau ketaatan buta, ditambah mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Pintu kesembilan:

Berfikir tentang  hakekat (kaifiyah/Filsafat) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

Pintu kesepuluh:

Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.

*baca juga artikel pintu masuk syetan part 2

Sumber :

  1. https://rumaysho.com/153-10-pintu-setan-dalam-menyesatkan-manusia.html
  2. Rujukan: Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy

Posting Asyik hari ini

Bahagia itu Rumit

Temen-temen semua *BAHAGIA ITU (nggak) RUMIT* Cukup merubah mindset kita dengan mengatakan: Alhamdulillah , lalu mulailah mempe...