Minggu, 20 Maret 2016

Buah dari mempelopori kebaikan

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
" Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang yang melakukan kebaikan atau menikmati kebaikan tersebut
[HR. Muslim, 3509]

Hadis diatas memberikan petunjuk betapa beruntungnya kita menjadi seorang muslim atau muslimah, atau dengan kata lain menjadi hamba ALLAH SWT.
Hadis ini
memberikan informasi bahwa disaat kita mempelopori sebuah hal yang baik, benar dan bermanfaat, maka Allah SWT akan menghadiahi diri kita (dibaca : memberi pahala) sejumlah manusia atau bahkan ciptaan Allah lainnya yang menerima manfaat dari kebaikan kita.

Sebagai contoh #1,
Ketika Ayah menerapkan jam belajar syariah bersama selepas isya bagi istri dan ke 2 anaknya, maka ayah akan mendapatkan pahala sejumlah 3 (pahala dari 1 istri dan ke 2 anaknya) ditambah pahala dirinya sendiri, dan hal ini tidak mengurangi bagian pahala istri dan anak-anak yg ia cintai.

Contoh #2 : Seseorang melihat adanya lubang di jalan umum, lalu ia berinisiatif untuk menambalnya. Maka ia akan mendapat pahala sebanyak mahluk Allah SWT yang lewat di jalan yang ia tambal tersebut. Bisa jadi yang lewat dijalan itu setiap harinya ada 200 motor, 80 mobil dan 300 pejalan kaki....wooow

Contoh #3 : Seorang programer mobile apps yang membuat sebuah aplikasi produktif (bisa game or tutorial, dll). Maka ia "terancam" (ha ha bahasanya lebay) dapet pahala sebanyak orang yg memanfaatkan apps yang dibuatnya. Bayangin kalo apps dia dipake 1 juta orang....sedaaap

Contoh #4 : Seorang tukang baso yang baso sama mie nya nggak pake bahan pengawet berbahaya. Dia akan dapet pahala sebanyak orang yang beli basonya uang enak dan sehat, plus uang dari pembelian baso. Gimana nggak keren coba, udah dapet duit terus dapet pahala lagi

Contoh #5 : Seorang ibu yang masak untuk keluarganya setiap hari. Dari contoh2 diatas, kita bisa tahu bahwa ibu ini dengan masakannya akan dapat pahala sebanyak orang yang menikmati masakannya dirumah itu, belom lagi kalo masakannya dibagi ke tetangga, belom lagi kalo pas masaknya dibulan romadhon dan juga dibagikan ke tetangga....wuiiih uakeh tenan.

Coba kita bayangin kondisi ini kalo hamba Allah SWT jadi seorang penyiar radio, arsitek, abri, dokter, menteri , koki , pengusaha mie ayam, founder, co-founder, peternak, pembersih mobil, satpam, asisten rumah tangga, sopir angkot, polisi, desainer produk.....dan buanyak lagi

Dari contoh-contoh diatas, seharusnya kita sudah bisa bayangkan betapa beruntungnya diri kita jika menjadi seorang hamba Allah yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
Jadi sebenernya, udah nggak nemu lagi alesan buat #mager dan menghabiskan umur tanpa makna.
Wallahu a'lam bish showaab

Tidak ada komentar:

Posting Asyik hari ini

Bahagia itu Rumit

Temen-temen semua *BAHAGIA ITU (nggak) RUMIT* Cukup merubah mindset kita dengan mengatakan: Alhamdulillah , lalu mulailah mempe...