Jumat, 27 Mei 2016

Indahnya Hidup

Saya ingin membicarakan keindahan hidup berdasarkan nilai-nilai penuntun yang saya jadikan acuan, yaitu Al-Quran dan Al-Hadis

Hidup dengan segala dinamikanya membuat kita sering melupakan tujuan hidup dan kehidupan. Hal ini terjadi karena fokus kita seringkali tersedot secara penuh kepada kondisi yang saat itu harus kita jalani. Terlepas kondisi
ini tergolong kesenangan atau kesusahan.

Saya teringat nasihat guru saya, manakala seorang ibu yang shalihah tengah bersedih dan menghubungi saya untuk meminta doa dan nasihat agar dapat menjalani kesusahan yang tengah dirasakannya.

Guru saya berbagi nasehat, bahwa ketika lupa kita betapa indahnya hidup ini--apapun kondisi yang saat ini sedang kita jalani-- bisa jadi sesungguhnya kita tengah digoda syetan sehingga lupa kenikmatan keimanan menjadi seorang muslim/mah. ( ..dan hal ini perlu disikapi dengan bersegera memperbanyak beristighfar)

Karna sebagai seorang muslim atau muslimah, kita telah diberikan tuntunan oleh ALLAH SWT guna menjalani kehidupan ini , dimana salah satunya disebutkan disebutkan dalam hadis dibawah ini :


Saya menggaris bawahi kata-kata "kebaikan" yang muncul 2 kali , menyertai kalimat "kesenangan..bersyukur" dan "kesusahan...bersabar".

Saya memahami ketika muslim mengalami kesenangan dan dia bersyukur, arti bersyukur disini adalah ia memperbanyak memuji ALLAH SWT dan mungkin bersedekah sebagai jalan membagi kesenangan yang dialami, maka ia akan mendapatkan kebaikan dalam kesenangannya. Bentuk kebaikan disini dapat berupa keberkahan (semakin berlipatnya kesenangan yg diperoleh), pahala atau bahkan penghapusan dosa dalam kondisi menerima senangnya ini.

Sedangkan manakala mu'min mendapatkan kesulitan dan dia bersabar, arti bersabar disini adalah ia memperbanyak beristighfar, menambah frekuensi ibadah wajib dan sunnahnya, atau secara sederhananya ia memperbanyak berbuat kebaikan (amal soleh), maka ia akan mendapatkan kebaikan dalam kondisi kesusahan yang sedang diterimanya. Kebaikan ini dapat berupa pahala, penghapusan dosa atau keberkahan (artinya berlimpahnya kesenangan yang diperoleh setelah berlalunya kesusahan).

Dari pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan, bagi seorang mukmin, dalam kondisi susah ataupun senang, selama ia menyikapinya dengan landasan keimanan walaupun harus berurai air mata, kehilangan harta bahan jiwa. Maka ia akan senantiasa dalam kebaikan selama masa kesenangan atau kesusahan tersebut berlangsung. Sehingga ia tetap tergolong sebagai manusia yang beruntung walaupun mata manusia lain memandangnya secara berbeda.

Semoga kita selalu dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang mencintai ALLAH SWT
Wallahu a'lam bishshowaab.

nb :
At that moment, I told the mom to do dzikr as many as she can. The dzikr was "Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu mina_dzhaalimiin" and "Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil 'adzhiim"

Tidak ada komentar:

Posting Asyik hari ini

Bahagia itu Rumit

Temen-temen semua *BAHAGIA ITU (nggak) RUMIT* Cukup merubah mindset kita dengan mengatakan: Alhamdulillah , lalu mulailah mempe...